Sejarah terbentuknya Negeri EMA Huaresi Rehung Pada umumnya orang Maluku itu semuanya berasal dari Pulau Seram yang
disebut Nusa Ina atau pulau ibu termasuk masyarakat Ema juga berasal
dari Nusa Ina. Menurut sejarah yang dituturkan oleh para leluhur sewaktu
mereka masih bermukim di Nusa Ina, mereka terdiri dari tiga bersaudara (segandong)
yaitu satu moyang yang tetap tinggal di Seram yang keturunannya mendiami
negeri Teluti.
Kapitan
Ading Adang Anaan Tanahatuila Maka Kapitan mereka yang bernama
Ading Adang Anaan Tanahatuila, melempar tombaknya ke arah timur Batu
Hitam, lalu kedua ekor ajingnya yang satu warnanya merah dan yang satu
warnanya hitam masing-masing bernama Sapili dan Guelder disuruh mencari
tombak tersebut. Sesudah dicari maka tombak itu ditemukan kurang lebih 5
kilometer dari Batu Hitam. Tempat itu bernama Wamingisil (tempat gedung
Kantor PLN Ranting Pegunungan sekarang mi). Namun sesudah mengadakan
penyelidikan/survey, tempat itu tidak memenuhi persyararatan untuk
sebuah pemukiman. Dengan demikian tombak dilemparkan lagi oleh kapitan
untuk kedua kalinya dan kedu anjing itu disuruh mencarinya kembali.
Akhirnya tombak itu ditemukan ditempat Negeri Ema sekarang. Tempat
tombak itu tertancap diberi nama Amanghupung yang merupakan pusat Negeri
Ema. Itulah sekilas sejarah singkat masyarakat dan Negeri Ema yang nama
tanahnya disebut Huaresi Rehung. Sebagaimana disebutkan pada permulaan
tulisan mi bahwa ketiga basudara gandong itu adalah Negeri Teluti di
Seram yang diberi nama oleh para leluhur sebagai Batu Putih, sedangkan
Negeri Batu Merah diberi nama Batu Merah dan negeri Ema diberi nama Batu
Hitam. |